Friday, April 8, 2016

Kecerdasan Sang Qadhi


Ini adalah catatan kedua saya masih pada hari yang sama. Kisah ini saya ambil dari buku Tersenyumlah karya Dr. Aidh Al-Qarni.

Catatan ini saya beri judul judul, “Kecerdasan Sang Qadhi”.
Pada suatu hari ada seorang menitipkan uang kepada orang lain. kemudian ia meminta kembali titipannya tersebut, namun orang yang dititipi tidak mengakuinya. lalu ia pun mengadukan kepada Qodhi Iyas. Orang yang menitipkan uangnya itu berkata," Saya meminta uang yang saya titipkan kepadanya, jumlahnya sekian, sekian?"
Lalu Qadhi Iyas bertanaya kepadanya,"Adakah orang lain yang menyaksikan ketika engkau menitipkan uang itu?" Orang yang menitipkan tersebut menjawab,"Saat itu Allah menyaksikan kami."
Qodhi iyas bertanya, "Dimanakah engkau menyerahkan uang itu?"
Ia menjawab, Ditempat ..."(menyebutkan nama tempatnya).
Iyas kembali bertanaya,"Apa yang masih kau ingat dari tempat itu?"
Ia menjawab,"Disana ada sebatang pohon besar."
Lalu sang Qadhi berkata, "Sekarang pergilah ketempat itu, semoga Allah menampakan tanda-tanda yang dengannya hakmu menjadi jelas." Lalu orang yang menitipkan uangnya segera bangkit dan pergi ketempat yang ia sebutkan.
Kemudian Qodhi Iyas berkata kepada yang dituntut, "Duduklah kamu hingga ia datang."  Lalu orang itu pun duduk dan Qadhi Iyas memutuskan perkara orang-orang lain.

Setelah beberapa waktu berlalu, Qadhi Iyas berkata kepada orang yang dituntut tersebut, "Menurutmu, apakah penuntutmu sadah sampai di tempat yang ia sebutkan?"
orang yang dituntut tersebut menjawab, "Menurut saya ia belum sampai." (Tanpa sadar orang yang dituntut menunjukan indikasi bahwa tuntutan orang tadi benar karena ia juga tahu lokasi yang ditujunya). Maka dengan marah Qadhi Iyas berkata, "Wahai Musuh Allah, Demi Allah, kau adalah pengkhianat!"
Lalu dengan ketakutan, orang yang dituntut itu berkata, "Tolong batalkan perkara ini, semoga Allah memberimu kemudahan."
lalu Iyas memerintahkan orang-orang untuk menahannya hingga si penuntut kembali.
ketika si penuntut kembali, iyas berkata kepadanya, " Orang ini telah mengakui bahwa titipanmu ada padanya. Sekarang ambilah hakmu."

Ingat kawan Setiap keburukan biarpun ditutup-tutupi lambat laun akan terbongkar juga.

No comments:

Post a Comment